WAKTU telah menunjukkan pukul 04.00. Saatnya pula bagi Ari
Candra N (18) beraksi. Di rumah orangtuanya, dia mulai membuat bubur kacang hijau dengan bahan sebanyak
setengah kilogram. Dua jam kemudian,
atau sekitar pukul 06.00, hasil olahan bubur karyanya pun telah siap dibawa.
Sembari berjalan kaki dari rumahnya di lingkungan Ledoksari
Kelurahan Kepek Kecamatan Wonosari Gunungkidul,
dia menuju kediaman Sunardi (38) pemilik
usaha bakso
dan bakwan
kawi. Jaraknya dengan
rumahnya sekitar setengah
kilometer. Di sana dia pun bergegas menyiapkan seluruh barang dagangan untuk
dibawa ke sekolah.
Setidaknya,
antara 500 hingga 750 biji bakso
serta bakwan
tiap hari dia jual. Untuk membawa barang dagangan, termasuk pula bubur kacang hijau, menuju ke sekolah, dia
memperoleh pinjaman gerobak
motor dari Sunardi. Setibanya di SMK Negeri 2 Wonosari, gerobak
sepeda motor itu kemudian diparkirkan di halaman kompleks kantin dan dirinya
pun masuk ke kelas.
Begitu bel istirahat berbunyi pada pukul 10.00, Candra bergegas
membuka lapak dagangannya. Di waktu itulah, dia mulai melayani konsumen yang
mayoritas para siswa, karyawan, serta guru di sekolah tersebut. Untuk satu biji
bakso
maupun bakwan
kawi, dia jual seharga Rp 500. Lalu untuk bubur kacang hijau, satu porsinya Rp
3.000.
“Ya..,
inilah aktivitas saya sejak Senin hingga Sabtu di sekolah. Selain menjadi siswa
yang mengikuti proses pembelajaran di kelas, Alhamdulillah saya juga menjadi
wirausahawan. Dari hasil jualan bakso
dan bakwan,
saya peroleh komisi Rp 15.000 dari pihak pengelola Group Incubator SMK Negeri 2
Wonosari. Lalu ada tambahan Rp 10.000 dari juragan pemilik bakso
tersebut,” kata Candra,
Minggu (01/04/2018).
Artinya, lanjutnya, secara otomatis tiap hari dia
mengantongi uang (pendapatan) sebanyak Rp 25.000. Lalu ditambah dari hasil
menitipkan dagangan bubur kacang hijau rata-rata antara Rp 40.000 hingga Rp
50.000 tiap hari. Totalnya bisa mencapai Rp 75.000 per hari. Sementara di hari
libur, tiap Minggu dirinya pun berjualan di Taman Kuliner Wonosari.
Candra tidak
pernah merasa malu dengan kegiatannya
tersebut. Justru ia bangga karena bisa
belajar menjadi wirausahawan, mencari uang sendiri, serta meringankan beban
orangtua. Dibanding siswa yang lain biasanya hanya sekolah dan bermain,
membantu orangtuapun jarang, malah ada yang menyusahkan orangtua. (Fiana
Budi Irawan)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar