Rabu, 18 Juli 2018
Pak Kepala Sekolah ini Masih Semangat Mengajar Ngaji
MENGAJAR adalah hobinya sehari-hari. Hobi yang merupakan aktivitas rutin setiap pagi. Tak kenal lelah, letih, lesu hingga ia jalani sepenuh hati. Senyum dan semangat adalah kunci untuk mengabdi kepada pendidikan yang layak.
Itulah Drs Akhmad Jarokhi, pria kelahiran Tegal, 29 Mei 1966 yang berprofesi sebagai guru Bahasa Indonesia di SMA Muhammadiyah 1 Margasari Kabupaten Tegal. Bekal mengajar ia peroleh dari kuliah S-1 di Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Yogyakarta (sekarang Universitas Negeri Yogyakarta atau UNY), yang lulus pada tahun 1989 dengan skripsi yang berjudul “Dongeng Tapi Langka”.
Bukan hanya itu, ia memiliki pekerjaan di luar selain menjadi guru. Tipe pekerjaannya sama dengan guru, yaitu mengajar. Tetapi yang membedakan adalah hal-hal yang diajarkan. Karena ia juga guru ngaji di desa Margasari Kabupaten Tegal. Sebuah pekerjaan sampingan yang cukup unik jika dilihat dari sudut pandang guru yang bergelut dalam bidang pendidikan formal. Apalagi di SMA Muhammadiyah 1 Margasari ia menjabat sebagai Kepala Sekolah. Jadi patut diacungi jempol jika masih sempat menjadi guru ngaji di tempat rumahnya.
Terkait pengabdian sebagai guru ngaji, di tempat tinggalnya ia punya kelompok membaca Iqra dan Al-Qur’an yang diikuti anak-anak sekitar 200 anak. Kegiatan mengaji itu dilaksanakan mulai dari sehabis Asar hingga menjelang Maghrib. Di kelompok mengaji itu Pak Akhmad dibantu rekan-rekan yang lain membagi ilmunya kepada anak-anak yang belajar mengaji dan itupun sudah berlangsung lama.
“Berbagi ilmu itukan ibadah?” tuturnya saat menjelaskan tentang latar belakang ingin membagi ilmunya kepada anak-anak di Desa Margasari yang sudah berdiri dari 11 tahun yang lalu. Kegiatan mengaji di sana yaitu ada yang membaca Iqra, membaca Al-Quran, menghafal surat-surat pendek, menghafal bacaan sholat, serta menghafal doa-doa sehari-hari. Tata aturan Islam dalam kehidupan juga diajarkan di sana dengan memberi materi fiqih kepada murid-murid pengajian. Murid di kelompok pengajian tersebut bermacam-macam, mulai dari umur 4 tahun sampai kelas 6 SD.
Selain itu, di sela-sela kesibukannya yang padat Pak Akhmad mempunyai hobi yang sangat baik untuk ditiru oleh anak-anak zaman sekarang, antara lain menulis, membaca, dan mengaji.
“Hablumminallah, hablumminannas. Jadi kehidupan itu antara manusia dengan tuhan, manusia dengan manusia. Jadi kita harus bisa menempatkan itu. Dunia itu, hanya persinggahan sementara. Yang abadi adalah akhirat. Jadi jika di dunia mari sampaikanlah walaupun satu ayat. Kita mengajak orang-orang dan bersama-sama dalam dunia yang baik dan banyak manfaat,” jawab Pak Akhmad saat ditanya motto hidupnya.
Jawaban tersebut disampaikan saat ditanya motto hidupnya selama ini yang menjadikan dirinya mampu menjalani aktifitasnya sehari-hari dari pagi hingga petang. Baik untuk dirinya dan keluarga, serta pekerjaannya mengajar di SMA maupun mengajar ngaji di wilayah tempat tinggalnya.
Kepada para remaja usia SMA, Pak Akhmad menyarankan agar lebih peka terhadap permasalahan yang ada, baik permasalahan dalam dunia pendidikan maupun permasalahan sosial. Karena anak SMA itu masih memiliki mimpi dan tujuan yang panjang. “Jadi bukan hanya sekedar ijazah atau lulus dengan nilai bagus, tapi dia juga harus bermanfaat buat dirinya, buat keluarga, buat masyarakat, dan juga bangsa” pesannya kepada anak-anak zaman sekarang untuk termotivasi agar semangat mengejar mimpi dunia dan jangan pernah tinggalkan kewajiban untuk akhirat. (M Fatwa Mirfakh)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Yuli Suswanti , Pendidik sekaligus Pebisnis Ulet
“Terus berusaha dan berdoa serta pintar membagi waktu” ITULAH prinsip yang dipegang teguh oleh Yuli Suswanti, seorang perem...
-
MAHASISWI satu ini patut diteladani. Dialah Chintya Putri Rohmiya Wati, mahasiswi UNY yang mempunyai segundang prestasi. Selain itu, i...
-
SEMAKIN pesatnya perkembangan teknologi di saat ini, dibutuhkan kedewasaan dan kebijakan dalam memanfaatkannya. Di era perkembangan tekn...
-
WAKTU telah menunjukkan pukul 04.00 . S aatnya pula bagi Ari Candra N (18) beraksi. Di rumah orangtuanya, dia mulai membuat bubur kaca...

Tidak ada komentar:
Posting Komentar