“Jangan menjadi roda, jadilah poros yang menggerakkan roda”.
Itulah prinsip hidup dipegang teguh oleh Bislam. Dengan prinsip tersebut kini pria yang tinggal di Ciledug Tangerang ini berhasil melalui pahit getir kehidupan dan kini sukses menjadi pengusaha yang mempunyai 13 karyawan.
Awalnya pria kelahiran Punggelan Banjarnegara ini bekerja pada pabrik mie basah milik pengusaha keturunan etnis China di kawasan Jembatan Lima Tambora Jakarta Barat. Di sana pria yang akrab dipanggil Bilung ini dipercaya sebagai mekanik.
Setelah bertahun-tahun mengikuti bos berdarah China tersebut, akhirnya Bislam memutuskan untuk berhenti dan membuka Pabrik sendiri di Daerah Ciledug, Tanggerang.
Dengan bermodal doa, nekat, usaha dan kerja keras akhirnya Bislam mulai merintis pabrik mie basah sendiri yang diberi nama OS (Oke Sari Jaya.) Awal merintis tidak begitu banyak mendapatkan laba, bahkan bisa dibilang sama sekali tidak mendapat laba.
Pada fase ini Bislam diuji, memutar akal agar anak istri bisa makan khususnya anak yang masih duduk di tingkat SMP kelas 1. Bulir-bulir air mata bergelimpang, putus asa dan tanggungjawab saling beradu layaknya domba.
Lantas biaya untuk memenuhi kebutuhan hidup datang dari mana? Tentu Tuhan jawabannya. Ya, Tuhan senang melihat umatnya terus-terusan berdoa dan berusaha hingga Tuhan berkata, sudah waktunya kamu mendapatkan hasil dari air matamu. Waktu terus bergulir, akhirnya si anak lulus SMP dan masuk SMA juga usaha yang dirintis Bislam mulai berbuah manis.
Implementasi dari
prinsip hidupnya di atas, kini Bislam bisa menggerakkan13 karyawannya. Mereka
selalu patuh terhadap perintahnya. Dengan begitu, usahanya juga terus
berkembang. Bahkan kini bukan hanya memproduksi mie basah, tetapi juga membuat
pangsit. Juga sudah membuka cabang. (Agung Setiawan)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar