Nasib seseorang
memang tidak ada yang bisa menebak. Selama seseorang terus berusaha
mencari rezeki, Tuhan pasti akan memberikan apa yang mereka harapkan.
Berbekal kesabaran dan ketelatenan itulah
kehidupan yang harus dijalani perempuan paru baya. Setiap
hari wanita paruh baya bernama Tati ini harus
bertemu dengan tukang tengkulak untuk membeli sayur-sayuran yang akan dibawakan
ke pasar Beringharjo untuk dijual. Mulai pukul
03.00 Subuh ditemani tikar reot wanit itu bergegas berangkat meninggalkan rumah
sederhana menuju pasar Beringharjo untuk berdagang sayur-sayuran.
Sudah 15
tahun ini ia menggeluti pekerjaan sebagai pedagang sayur dengan menggelarkan
plastik dan menjejer sayur-sayurannya. Justru, dalam posisi itulah pembeli
lebih tertarik untuk datang. Sebelum berdagang sayur, Tati merupakan ibu rumah
tangga.
Tati
harus bekerja keras untuk membiayai sekolah anaknya yang sebentar lagi akan
melanjutkan keperguruan tinggi. Terkadang Tati ia merasa
lelah dalam berdagang sayur, tetapi inilah
yang harus dijalani untuk meringankan kebutuhan
sehari-hari.
Selain berdagang sayur,
Tati tidak mempunyai pekerjaan lain. Ia hanya
berdagang sayur untuk membantu keringanan perekonomian keluarga dan menjadi ibu
rumah tangga untuk anak-anaknya. Keuntungannya
setiap harinya tidak menentu, kadang untung, kadang rugi.
Dalam sehari berdagang, ia
hanya mendapatkan keuntungan Rp 100.000 – Rp 150.000. Rata-rata
penghasilan sebulan kurang lebih Rp 2
juta. Meski demikian pernah juga dagangannya
tidak laku terjual dan busuk. Walau begitu Tati yakin dengan pendapatan seperti itu bisa untuk
membiaya anaknya melanjutkan ke
perguruan tinggi.
Keluhan
Tati dalam berdagang sayur di pasar ialah pasar saat ini tidak seramai dulu
lagi karena lebih banyak masyarakat yang lebih memilih membeli sayuran di
supermarket. Kebanyakan pasar saat ini terkalahkan dengan mall-mall yang ada di
kota.Ppembeli datang hanya beberapa orang saja,
itupun hanya pelanggannya yang sering berbelanja. Di
situ jika tidak ada pelanggan yang berbelanja dagangan pun tidak laku terjual
dan keuntungan yang diperoleh sekitar Rp 20.000/hari,
terlebih lagi saat ini harga cabe tidak stabil dan terus berubah dalam beberapa
hari.
Selama
menggeluti pekerjaan sebagai pedagang sayur Tati mengaku banyak menguras
kesabaran dalam menghadapi pembeli yang sering menawar harga sayuran yang tidak
sesuai dengan harga jual. Meski begitu
tetap saja ia menghargai dan melayani pembeli dengan
ramah.
Tati
pulang dari berdagang sayur sekitar pukul15.00
dan sesampainya di rumah tidak bisa
langsung istirahat, ia harus memenuhi kewajiban sebagai ibu
rumah tangga seperti memasak untuk anak-anak dan suaminya, membereskan rumah
walaupun sudah lelah dalam mencari nafkah. Tati
tetap bersabar dan ikhlas dalam menjalani kehidupan. Saat teringat cita-cita
anaknya membuatnya menjadi bersemangat
dalam berdagang sayur. Karena baginya kebahagiaan
anaknya adalah kusuksesan baginya dan berharap agar anak-anaknya lah yang kelak
akan mengangkat derajat keluarga mereka.
(Devita Apriani)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar