Jumat, 03 Agustus 2018

Kuliah ‘Nyambi’ Ngojek Online, Kenapa Tidak?



PENGUNAAN ojek online dari hari keh ari kian meningkat dan jadi angkutan paling banyak diminati.  Selain mudah cara penggunaannya,  aplikasi ojek online pun banyak jenisnya, mulai dari Grab, Go-jek, Uber dan masih banyak aplikasi yang lainnya. Kemudahan yang ditawarkan serta murahnya biaya menjadi alasan utama penggunaan transportasi ini. Adanya peluang ojek online ini pun dimanfaatkan oleh mahasiswa sebagai ajang untuk menambah uang jajan.
Robi Nurrohman (22) mungkin hanya satu dari banyak mahasiswa yang memiliki pekerjaan sampingan selama kuliah. Namun, dia bisa menjadi salah satu contoh generasi muda yang tidak ingin merepotkan orang tua soal biaya kuliah dan berjuang untuk mewujudkannya di tengah kewajiban utama sebagai mahasiswa.
Mahasiswa Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi di STIE Widya Wiwaha (WW) Yogyakarta, ini telah menggeluti profesi sebagai tukang Go-Jek atau layanan ojek berbasis online sejak satu tahun terakhir. Sebelumnya, dia pernah bekerja sebagai satpam. Namun hanya bertahan beberapa bulan kemudian memutuskan untuk keluar. Sejak bergabung dengan Go-Jek, Robi mampu membayar biaya semester dan memenuhi uang jajan sehari-hari tanpa harus meminta kedua orangtuanya. "Kepengin punya uang sendiri," ungkap anak pertama dari dua bersaudara .
"Selama ini saya minta uang sama orangtua. Ya buat jajan sama bayar kuliah. Tapi karena saudara saya ada satu dan saya anak pertama nggak ingin repotin orang tua. Jadi, saya putuskan kuliah sambil kerja jadi tukang ojek online (Go-Jek)," tambahnya. Supaya tidak mengganggu jadwal kuliah dengan narik penumpang, Robi pun harus pintar-pintar membagi waktu. "Nariknya (penumpang) kalau lagi pas sepi," ungkapnya.
Mahasiswa semester dua ini mengaku, pendapatan dari menarik penumpang mencapai Rp 3 juta per bulan. Dalam sehari, rata-rata pendapatan yang diperoleh sekitar Rp 100.000 - Rp 150.000. "Kalau enggak ada kuliah, sehari saya bisa dapat Rp 150.000," tutur Robi.
Selama menggeluti pekerjaan itu, Robi mengaku pernah menemui pengalaman tak terduga. Dia pernah ditelepon pelanggan pada waktu sedang kuliah hanya karena aplikasi Go-Jeknya lupa tidak dimatikan. "Ya, ada customer yang telepon saya karena aplikasinya lupa nggak saya matiin. Ya udah kemudian saya cancel atau batalkan," ujar dia.
 Robi mengaku kalau kedua orangtuanya itu telah mengetahui dirinya bekerja sebagai tukang ojek online. Namun demikian, Robi tetap diingatkan agar kuliahnya itu tetap diutamakan. "Sudah tahu orangtua. Cuma bilang kuliahnya diutamakan gitu," paparnya.
Inilah salah bukti bahwa jika teknologi dimanfaatkan sebaik-baiknya, akan sangat berguna bagi kehidupan. Buat kamu yang masih kuliah dengan biaya orangtua dan belum bisa meraih hasil maksimal di perkuliahan, kamu patut malu sama Robi. Karena dengan kehidupanmu yang serba enak dan nyaman, seharusnya kamu bisa mendapatkan prestasi lebih. (Dafik Saputro)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Yuli Suswanti , Pendidik sekaligus Pebisnis Ulet

“Terus berusaha dan berdoa serta pintar membagi waktu” ITULAH prinsip yang dipegang teguh oleh Yuli Suswanti, seorang perem...