PENGUNAAN ojek online dari
hari keh ari
kian meningkat dan jadi angkutan paling banyak diminati. Selain
mudah cara penggunaannya, aplikasi ojek online
pun banyak jenisnya,
mulai dari Grab,
Go-jek, Uber dan masih banyak aplikasi
yang lainnya. Kemudahan
yang ditawarkan serta murahnya biaya menjadi alasan utama penggunaan transportasi
ini. Adanya peluang ojek online ini pun dimanfaatkan oleh mahasiswa sebagai
ajang untuk menambah uang jajan.
Robi
Nurrohman (22) mungkin hanya satu dari banyak mahasiswa yang memiliki pekerjaan
sampingan selama kuliah. Namun, dia bisa menjadi salah satu contoh generasi
muda yang tidak ingin merepotkan orang tua soal biaya kuliah dan berjuang untuk
mewujudkannya di tengah kewajiban utama sebagai mahasiswa.
Mahasiswa
Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi di STIE Widya Wiwaha
(WW) Yogyakarta, ini telah menggeluti profesi sebagai tukang Go-Jek atau
layanan ojek berbasis online sejak satu tahun terakhir. Sebelumnya, dia pernah
bekerja sebagai satpam. Namun hanya bertahan beberapa bulan kemudian memutuskan
untuk keluar. Sejak bergabung dengan Go-Jek, Robi mampu membayar biaya semester
dan memenuhi uang jajan sehari-hari tanpa harus meminta kedua orangtuanya.
"Kepengin punya uang sendiri," ungkap anak pertama dari dua
bersaudara .
"Selama
ini saya minta uang sama orangtua. Ya buat jajan sama bayar kuliah. Tapi karena
saudara saya ada satu dan saya anak pertama nggak ingin repotin orang tua.
Jadi, saya putuskan kuliah sambil kerja jadi tukang ojek online (Go-Jek),"
tambahnya. Supaya tidak mengganggu jadwal kuliah dengan narik penumpang, Robi
pun harus pintar-pintar membagi waktu. "Nariknya (penumpang) kalau lagi
pas sepi," ungkapnya.
Mahasiswa
semester dua ini mengaku, pendapatan dari menarik penumpang mencapai Rp 3 juta
per bulan. Dalam sehari, rata-rata pendapatan yang diperoleh sekitar Rp 100.000
- Rp 150.000. "Kalau enggak ada kuliah, sehari saya bisa dapat Rp
150.000," tutur Robi.
Selama
menggeluti pekerjaan
itu, Robi mengaku pernah menemui
pengalaman tak terduga. Dia pernah ditelepon pelanggan pada waktu sedang kuliah
hanya karena aplikasi Go-Jeknya lupa tidak dimatikan. "Ya, ada customer
yang telepon saya karena aplikasinya lupa nggak saya matiin. Ya udah kemudian
saya cancel atau batalkan," ujar dia.
Robi mengaku kalau kedua orangtuanya itu telah
mengetahui dirinya bekerja sebagai tukang ojek online. Namun demikian, Robi
tetap diingatkan agar kuliahnya itu tetap diutamakan. "Sudah tahu orangtua.
Cuma bilang kuliahnya diutamakan gitu," paparnya.
Inilah
salah bukti bahwa jika teknologi dimanfaatkan sebaik-baiknya, akan sangat
berguna bagi kehidupan. Buat kamu yang masih kuliah dengan biaya orangtua dan
belum bisa meraih hasil maksimal di perkuliahan, kamu patut malu sama Robi.
Karena dengan kehidupanmu yang serba enak dan nyaman, seharusnya kamu bisa
mendapatkan prestasi lebih. (Dafik Saputro)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar