“Terus
berusaha dan berdoa serta pintar membagi waktu”
ITULAH
prinsip yang dipegang teguh oleh Yuli Suswanti, seorang perempuan yang dilahirkan
di Banjarnegara Jawa Tengah pada 3 juli 1979. Ia sudah berprofesi sebagai
seorang guru Ilmu Pengetahuan Sosial
selama hampir 14 tahun dan bergelut di dunia bisnis selama 10 tahun.
Lulusan
Universitas Negeri Semarang tahun 2004 ini memulai kariernya sebagai guru mata
pelajaran Bahasa Jawa dan Ekonomi pada
tahun 2004 di SMP Cokroaminoto 1 Pagedongan. Kemudian tahun 2010 ia hanya mengajar
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Pada tahun 2010, Yuli menjabat sebagai
wakil kepala sekolah, dan akhirnya secara resmi ditunjuk sebagai kepala sekolah
pada tahun 2016 sampai sekarang.
Menjabat
sebagai guru dan kepala sekolah tentunya tidaklah mudah. Selain berkewajiban
mengajar dan mendidik siswa, ia juga
harus mengelola sekolah tempatnya mengajar, menghadiri rapat dan lain-lain.
Setiap
pagi, Yuli mengendarai sepeda motornya menuju sekolah tempatnya mengajar yang
cukup jauh. Butuh waktu sekitar 45 menit untuk sampai. Ia merasa bangga melihat anak-anak didiknya
antusias belajar dan menimba ilmu di sekolah yang bertempat di pedesaan ini.
Di
sela-sela kesibukannya dengan tidak melalaikan hak dan kewajibannya sebagai
guru dan kepala sekolah, perempuan yang memiliki satu orang anak laki-laki
berumur 5 tahun ini menyempatkan diri
bergelut dengan bisnis berjualan yang dilakoninya selama 10 tahun. Bisnis
pertamanya dimulai dari tahun 2008 dengan berjualan gula jawa. Kemudian mulai
berjualan hasil bumi dari desa, antara lain alpukat, pisang, durian, kunyit, dan
jahe. Hasil dari pedesan itu dibawa pulang setelah mengajar untuk dijual di
kota tempat tinggalnya.
Selain
itu, sebaliknyaYuli juga menerima pesanan dari warga desa sekitar tempatnya
mengajar dengan kebutuhan yang dibeli di kota, antara lain pakaian, barang
elektronik, gerabah, dan lain-lain. Bisnis yang dilakoninya selama
bertahun-tahun semakin berkembang, bahkan baru-baru ini ia mampu membuka toko yang dikelola bersama dengan
keluarganya. Toko ini menjual berbagai
macam kebutuhan rumah tangga,sembako, hasil bumi, alat tulis,alat elektronik
dan pakaian.
Sepulang
mengajar dan menyelesaikan segala urusan yang berkaitan dengan kewajibannya
sebagai guru dan kepala sekolah,Yuli bergiliran dengan ibunya menjaga warung sambil
menjaga anak satu-satunya. Suaminya tinggal di lain kota, sehingga tidak
memungkinkan untuk bertemu dengannya setiap hari. Ia juga masih harus memastikan
tidak kekurangan bahan dagangan dan mengantar pesanan pelanggan.
Tidak
hanya menawarkan dagangannya secara
langsung kepada pelanggannya yang mayoritas adalah tetangga, teman
kerja, dan masyarakat sekitar, ia juga memanfaatkan media sosial sebagai sarana
untuk menawarkan dagangan.
Di
akhir pekan atau hari-hari libur, Yuli memanfaatkannya untuk fokus dengan
bisnisnya dan menghabiskan waktu bersama keluarga. Ia akan membeli kebutuhan
dagangnya di pagi hari, menjaga warung, menawarkan dagangannya di media sosial
dan mengantar pesanan pelanggan lebih awal sehingga ia bisa menghabiskan waktu
bersama keluarganya.
Kemampuan
Yuli dalam membagi waktu dan keuletannya dalam kesehariannya menjadikannya
pribadi yang produktif serta dikenal banyak orang. Waktu yang ada digunakan
seefektif mungkin dengan diisi hal-hal bermanfaat, ia juga tidak suka
membuang-buang waktu dengan hal-hal yang sia-sia.(Nuzuliana Ramdhani Rahmawati)




